Woensdag 01 Mei 2013
kisah cinta rosulullah
Sahabat sekalian, taukah kalian arti cinta
sejati ? Apakah sahabat pernah mendengar atau
mengetahui kisah cinta Qais dan Laila atau
kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan
Majnun ?
Apakah kisah cinta seperti itu yang dikatakan
sebagai kisah cinta sejati ? Seperti yang sahabat
ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah
berakhir di pelaminan bahkan rela mati demi
cintanya.
Lalu, cinta seperti apakah yang dikatakan
sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua
insan adalah cinta yang terus abadi dalam
setelah pernikahan yang berlandaskan atas
kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta
yaitu Allah ‘Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu
meninggal, namun cinta sejati ini terus saja
abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah
ini ?
Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi
yang memilikinya kalau bukan kisah cinta
Junjungan kita, Muhammad Saw kepada
Khadijah ra.
Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan,
cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah
meninggal. Setahun setelah Khadijah
meninggal, ada seorang wanita shahabiyah
yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini
bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak
menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan
harus menjalankan seruan besar.”
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab,
“Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan
Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah
Beliau tidak akan menikah untuk selama-
lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah
dengan Khadijah layaknya para lelaki.
Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu
hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau
tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini
walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-
orang berkumpul di sekeliling Beliau,
sementara orang-orang Quraisy mendatangi
Beliau dengan harapan Beliau mau memaafkan
mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang
wanita tua yang datang dari jauh. Beliau
langsung meninggalkan kerumunan orang ini.
Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu.
Beliau kemudian melepaskan jubah Beliau dan
menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk
dengan wanita tua itu.
Bunda Aisyah bertanya, “Siapa wanita yang
diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan
mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?”
Nabi menjawab, “Wanita ini adalah teman
Khadijah.”
“Kalian sedang membicarakan apa, ya
Rasulullah?” tanya Aisyah
“Kami baru saja membicarakan hari-hari
bersama Khadijah.”
Mendengar jawaban Beliau ini, Aisyah pun
merasa cemburu. “Apakah engkau masih
mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia
telah tertimbun tanah dan Allah telah
memberikan ganti untukmu yang lebih baik
darinya?”
“Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan
wanita yang lebih baik darinya. Ia mau
menolongku di saat orang-orang mengusirku.
Ia mau mempercayaiku di saat orang-orang
mendustakanku.”
Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah.
“Maafkan aku, ya Rasulullah.”
“Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan
memaafkanmu.” (Hadits ini diriwayatkan
Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)
Sahabatku, apakah mungkin ada cinta seperti
itu, yang dapat terus abadi setelah orang yang
dicintai meninggal 14 tahun yang telah lewat ?
Yupz, ketaatan kepada Allah menjadi dasar
dalam rumah tangga ini. Rumah tangga yang
selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah, bukan
rumah yang digunakan untuk mengingat setan.
Bagaimana pendapat kalian, sahabat muda
sekalian, apakah kalian tidak ingin menjadikan
rumah tangga kalian seperti ini ?. Suami
membaca Al-Qur’an bersama istrinya. Betapa
agungnya ketika anak-anak mereka turut serta
membaca Al-Qur’an.
Menjelang waktu Shubuh tiba, si istri
membangunkan suaminya untuk melaksanakan
shalat Shubuh. Suami melaksanakan shalat
Qiyaam al-lail 2 rakaat bersama istrinya.
Seperti apa rumah ini ? Indah nian bukan ?
betapa manisnya, betapa indah cinta di dalam
rumah tangga ini.
Cobalah, pasti kalian dapat menemukan
segalanya berubah, cinta pun bertambah, dan
Allah melimpahkan berkah-Nya kepada kalian.
“Menikah jauh lebih baik daripada pacaran”
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil
Hikmah-Nya
Teken in op:
Plaas opmerkings (Atom)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking