Vrydag 07 Februarie 2014

laporan

GARDAN/DIFFERENSIAL Cara kerja gardan Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat mobil sedang membelok.Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Untuk mempelajari cara kerja gardan berikut ini , sebaiknya Anda baca terlebih dahulu postingan saya tentang mengenal gardan . Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut : Pada saat mobil berjalan lurus : Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama - sama dalam kecepatan putaran yang sama.Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear , dan ring gear bersama - sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case , maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differential case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus , maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar , pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama - sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali , maka side gear juga berputar satu kali juga , demikian seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as roda dan kemudian menggerakkan roda. Pada saat kendaraan membelok : Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalam adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar . Misalkan sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; P:utaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear . Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok ke kiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar . Gaya perlawanan dari side gear kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri. Dengan berputarnya pininon gear , maka side gear kanan akan diputar oleh pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat dari side gear kiri. Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat daripada roda kiri karena side gear kanan berputar lebih cepat. Penggerak Sudut 1. Bagian – bagian poros penggerak aksel 1. Rumah Penggerak Aksel 2. Gigi Pinion 3. Gigi Korona 4. Gigi Kerucut Samping/Matahari 5. Rumah Differensial 6. Poros Gigi Kerucut Antara 7. Gigi Kerucut Antara/Planet 8. Mounting Rumah Penggerak aksel 9. Tutup Debu 10. Poros Aksel 11. Penghubung Bola/Penghubung CV 12. Bantalan Rumah Diferensial 13. Bantalan Poros Pinion 14. Sil Oli 2. Penggunaan : Kendaraan dengan motor memanjang, untuk meneruskan putaran ke roda-roda diperlukan penggerak sudut. Karena arah putaran motor berbeda dengan arah putaran roda – roda 3. Fungsi : • Merubah arah putaran dari arah putaran mesin ke kanan ( a ) menjadi arah putaran maju ( b ) ke roda – roda 4. Jenis Penggerak Sudut Pada saat sekarang penggerak aksel hanya menggunakan penggerak sudut roda korona. Tetapi pada sistem lama, misalnya merek PEUGEOT menggunakan penggerak roda cacing. Perbandingan gigi pada : • Sedan station antara 3,5 : 1 s/d 4,5 : 1 • Truk antara 5 : 1 s/d 12 : 1 Jenis biasa : Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada truk Kerugian : • Suara tidak halus • Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat ) Jenis biasa : Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada truk Kerugian : • Suara tidak halus • Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat ) Jenis Hypoid Sumbu poros pinion tidak segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini : Digunakan pada sedan, station dan truk Keuntungan : • Suara halus • Permukaan gigi yang memindahkan gaya lebih besar • Poros penggerak ( Gardan ) lebih rendah Kerugian : • Perlu oli khusus GL 4 atau GL 5 • Gesekan antara gigi lebih besar 5. Bentuk Gigi Dari bentuk giginya, roda korona ada 2 macam • Klingenberg • Gleason Klingenberg • Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar sama (A=B) • Disebut gigi spiral karena bentuk gigi sebagian dari busur spiral • Kebanyakan digunakan pada mobil Eropa dan Jepang Gleason • Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar tidak sama (a?b) • Disebut gigi lingkar karena bentuk – bentuk gigi sebagian dari busur lingkaran • Kebanyakan digunakan pada mobil Amerika 6. Penyetelan Penggerak Aksel 1. Tinggi pinion Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda korona 2. Pre – load pinion Agar keausan bantalan tidak menyebabkan kebebasan bantalan 3. Celah bebas gigi roda korona ( Back Lash ) Roda korona dapat berputar dengan baik/halus dan tidak menimbulkan suara persentuhan gigi atau suara dengung 4. Pre – load bantalan rumah diferensial ( Keseluruhan ) Agar keausan bantalan tidak menimbulkan kebebasan bantalan / gerak aksial roda korona 5. Memeriksa Persinggungan gigi Untuk menempatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda korona benar ( di tengah – tengah ) sehinggga suara halus dan keausan merata 7. Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel ) Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam : • Aksel Banjo • Aksel Spicer • Aksel Terompet 7.1. Aksel Banjo Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep 7.2. Aksel Spicer Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis ini sering digunakan pada jeep dan truk 7.4. Aksel Terompet Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona biasanya digunakan pada jenis kendaraaan berat Jarang lagi digunakan pada kendaraan, karena : • Konstruksi rumit • Penyetelan sulit • Harga mahal BAB IV PEMBAHASAN A.PEMERIKSAAN SISTEM DIFERENSIAL Pemeriksaan poros gardan dibagi menjadi 3 bagian \aitu; 1) Pembongkaran • Lepas sambungan universal dair diferensial dan bantalan pen\angga tengah dari rangka kemudian lepaskan poros propeller • Sebelum melepaskan poros propeller dari flens penyambung jangan lupa untuk member tanda pemasangan. • Masukkan peralatan khusus ke dalam ujung belakang dari rumah transmisi untuk mencegah kebocoran oli. • Siapkan poros propeller di atas bangku kerja • Beri tanda pemasangan flens yoke dan poros propeller. • Lepaskan map ring dan buka bantalan spider/ jarum bagian belakang. • Buka dan lepas snap ring dari bantalan jarum/spider bagian depan. • Tekan ujung yang satu dari bantalan jarum dengan ragum dan soket ukuran 14 mm dan 21 mm sehingga sisi lainnya dari batnalan jarum masuk ke dalam soket ukuran 21 cm • Pukul poros propeller hingga bantalan jarum ditarik keluar dan jaga bantalan tidak boleh berjatuhan. 2) Pemeriksaan • Cuci bagian yang dibongkar dan periksa kemungkinan rusak aus atau berkarat. • Periksa bagian yang diberi nomor kemungkinan aus, rusak dan berubah bentuk • Yoke sambungan dengan selubung periksa bagian -bagian yang mungkin aus, rusak dan berubah bentuk. • Periksa yoke flens sambungan universal kemungkinan aus dan rusak. 3) Perakitan • Pasang komponen-komponen poros propeller sesuai nomor urutnya. • pasang pada sipder pada Yoke dengan menggunakan peralatan khusus dan ragam atau alat pengepres yang lebih dahulu dipasang pada bantalan pada salah satu bagian spider dengan cara yang sama. • Sesudah dipsang, pemeriksa kehalusan putaran dengan jalan memutar selubung atau flens yoke ke kiri dan ke kanan. • Pasang poros dengan kelengkapan setelah tanda-tanda pemasangan yang dibuat waktu melepas dicocokkan. • Pada waktu memasang poros propeller 3 sambungan, pertama-tama setel posis bantalan tengah dalam kendaraan tanpa beban. • Cocok garis tengah bantalan harus tegak lurus pada garis tengah poros tengah. • Setel selesai pemasangan bagian sambungan univesal, selubung yoke yang masuk ke dalam transmisi harus diberi minyak pelumas • Keraskan baut pengikat menurut spesifikasinya. BAB V PENUTUP 1. B. KESIMPULAN Banyak sekali sistim pada kendaraan yang telah saya praktekan dibengkel “FATMAH JAYA” antara lain adalah sistim transmisi, sistim suspensi, sistim rem, sistim pengapian, sistim pendinginan, turun mesin, sistem diferensial dan masih banyak yang lainnya. Penulis mengambil salah satu sistim yang telah di praktekan yaitu “SISTEM DIFERENSIAL” . Kegiatan prakerin sangat membantu memperdalam pengetahuan siswa mengenai otomotif dan dunia kerja khususnya. Kegiatan prakerin juga sangat tepat untuk meningkatkan ketrampilan siswa dan sebagai sarana perbandingan antara praktek disekolah dengan didunia kerja secara nyata.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking