Dinsdag 30 April 2013
Ibu pahlawan ku
Sahabat, siapa diantara kita yang tidak pernah
memiliki ibu. Setiap kita pasti memilikinya,
meski mungkin ada yang ibundanya telah
meninggal. Berikut ini adalah cerita yang
dituturkan oleh saudara Ahmad.
Di siang hari yang sangat indah dan cerah
sekali secerah perasaan hatiku yang berbunga-
bunga, aku berencana untuk berangkat ke
bawah untuk internetan di depan ruang SGI.
Singkat cerita aku pun duduk di sana dan
membuka laptop yang berwarna putih itu,
kemudian aku pun mulai mengetik di laptopku
tersebut. Berapa menit aku duduk disana, aku
tidak menyadari bahwa di sampingku itu ada
seorang anak SMAT Ekselensia yang sedang
dijenguk oleh Ibunya.
Ketika 10 menit berlalu asalnya aku tidak
memperhatikannya, tapi tak tau kenapa hatiku
menyuruh untuk memperhatikan si anak dan
ibunya tersebut, dan aku pun
memperhatikannya tanpa diketahui oleh
mereka. Menit silih berganti dengan menit aku
melihat Ibu itu terus berbicara sambil
mengusap rambut anak karena mungkin sudah
lama tidak ketemu sehingga sang ibu tidak
henti-hentinya mengelus rambut anak
kesayangannya itu dan rasa kangen yang
menghantuinya untuk bisa cepat-cepat ketemu
dengan anak kebanggaanya kemudian terwujud
keinginannya itu.
Lama kelamaan aku perhatikan di dalam
percakapan tersebut sang anak menangis aku
tak tau alasannya kenapa bisa menangis, tapi
aku beranggapan karena sang anak juga kangen
banget sama orang tuanya terutama Ibunya. Di
dalam kondisi menangis sang Ibu masih terus
mengelus rambutnya dan sambil menenangkan
hati anak kebanggaanya itu, walaupun agak
lama anak itu menangis akhirnya dia pun
berhenti dari tangisannya.
Spontan aku teringat wajah-wajah orang yang
selalu menyayangi dan mencintaiku setulus hati
yaitu orang tuaku terutama Ibu yang telah
melahirkan, menyusui dan membesarkan diriku
hingga sampai saat ini. Aku berfikir banyak
sekali perkataan dan perbuatan yang selalu
menyakitimu, maafkanlah dosa anakmu yang
tak tau diri ini yang tiap detik, menit bahkan
jam selalu melukai perasaanmu, Ibu
maafkanlah dosa anakmu yang hina ini dan
jasamu gak bisa dibalaskan harta bahkan dunia
seisinya sebagai gantinya.
Aku pun ikut sedih dan rasanya hatiku ingin
ikut menangis, ingin rasanya aku meneteskan
air mata dan menangis tersedu-sedu
dipangkuanmu tapi aku tahan dan semua itu
tidak mungkin. Aku sayang dan rindu padamu
Ibu, I Love You Forever. Aku persembahkan
lagu dari Hawari untukmu Ibuku sayang….
Teken in op:
Plaas opmerkings (Atom)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking